Friday, February 25, 2011

sejarah berdirinya asuransi bumiputera




Bumiputera berdiri atas
prakarsa seorang guru
sederhana bernama M. Ng.
Dwidjosewojo - Sekretaris
Persatuan Guru-guru Hindia
Belanda (PGHB) sekaligus
Sekretaris I Pengurus Besar
Budi Utomo. Dwidjosewojo
menggagas pendirian
perusahaan asuransi karena
didorong oleh keprihatinan
mendalam terhadap nasib
para guru bumiputera
(pribumi).

Ia mencetuskan
gagasannya pertama kali di
Kongres Budi Utomo, tahun
1910. Dan kemudian
terealisasi menjadi badan
usaha sebagai salah satu
keputusan Kongres pertama
PGHB di Magelang, 12
Februari 1912..
Sebagai pengurus, selain M.
Ng. Dwidjosewojo yang
bertindak sebagai Presiden
Komisaris, juga ditunjuk
M.K.H. Soebroto sebagai
Direktur, dan M. Adimidjojo
sebagai Bendahara. Ketiga
orang inilah yang kemudian
dikenal sebagai "tiga
serangkai" pendiri
Bumiputera, sekaligus peletak
batu pertama industri asuransi
nasional Indonesia.

Tidak seperti perusahaan
berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) - yang kepemilikannya
hanya oleh pemodal tertentu;
sejak awal pendiriannya
Bumiputera sudah menganut
sistem kepemilikan dan
kepenguasaan yang unik,
yakni bentuk badan usaha
"mutual" atau "usaha
bersama". Semua pemegang
polis adalah pemilik
perusahaan - yang
mempercayakan wakil-wakil
mereka di Badan Perwakilan
Anggota (BPA) untuk
mengawasi jalannya
perusahaan. Asas mutualisme
ini, yang kemudian dipadukan
dengan idealisme dan
profesionalisme pengelolanya,
merupakan kekuatan utama
Bumiputera hingga hari ini.

Perjalanan Bumiputera yang
semula bernama Onderlinge
Levensverzekering
Maatschappij PGHB (O.L. Mij.
PGHB) kini mencapai 9
dasawarsa. Sepanjang itu,
tentu saja, tidak lepas dari
pasang surut. Sejarah
Bumiputera sekaligus
mencatat perjalanan Bangsa
Indonesia. Termasuk,
misalnya, peristiwa sanering
mata uang rupiah di tahun
1965 - yang memangkas asset
perusahaan ini; dan bencana
paling hangat - multikrisis di
penghujung millenium kedua.

Di luar itu, Bumiputera juga
menyaksikan tumbuh,
berkembang, dan tumbangnya
perusahaan sejenis yang tidak
sanggup menghadapi ujian
zaman - mungkin karena
persaingan atau badai krisis.
Semua ini menjadi cermin
berharga dari lingkungan yang
menjadi bagian dari proses
pembelajaran untuk upaya
mempertahankan
keberlangsungan.

Dan sekarang, memasuki
millenium ketiga, Bumiputera
yang mengkaryakan sekitar
18.000 pekerja, melindungi
lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat
Indonesia, dengan jaringan
kantor sebanyak 576 di
seluruh pelosok Indonesia;
tengah berada di tengah
capaian baru industri asuransi
Indonesia.

Sejumlah
perusahaan asing menyerbu
dan masuk menggarap pasar
domestik. Mereka menjadi
rekan sepermainan yang ikut
meramaikan dan bersama-
sama membesarkan industri
yang dirintis oleh pendiri
Bumiputera, 91 tahun lampau.
Bagi Bumiputera, iklim
kompetisi ini meniupkan
semangat baru; karena makin
menegaskan perlunya
komitmen, kerja keras, dan
profesionalisme. Namun
berbekal pengalaman panjang
melayani rakyat Indonesia
berasuransi hampir seabad,
menjadikan Bumiputera
bertekad untuk tetap menjadi
tuan rumah di negeri sendiri,
menjadi asuransi Bangsa
Indonesia - sebagaimana visi
awal pendirinya.

Bumiputera
ingin senantiasa berada di
benak dan di hati rakyat
Indonesia.


.

Related Post



0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes